Yogyakarta – Sebuah jembatan unik di Padukuhan Kamijoro, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah mencuri perhatian publik. Dibangun dari rangka besi, bilah kayu, dan drum plastik bekas, jembatan ini membentang di atas derasnya aliran Sungai Progo.
Meski sederhana, jembatan selebar 2 meter dengan panjang sekitar 30 meter tersebut menjadi penghubung vital bagi warga Bantul dan Kulonprogo. Sejak resmi digunakan kurang dari sepekan, akses ini sudah ramai dilintasi kendaraan roda dua hingga mobil pribadi.
Jembatan apung ini murni hasil gotong royong warga. Salah satu penggagasnya, Sugiman (50), warga Temben, Kulonprogo, menuturkan bahwa ide pembangunan lahir dari kebutuhan distribusi tahu yang ia kelola bersama rekannya, Sukidi.
“Dengan jembatan ini, distribusi tahu bisa lebih cepat dan biaya lebih hemat. Kalau sebelumnya harus memutar sampai satu jam perjalanan, sekarang jauh lebih efisien,” ujarnya dikutip dari laman berita satu pada Rabu (20/8).
Proses pembangunan memakan waktu sekitar dua bulan dengan biaya Rp150 juta yang dikumpulkan secara patungan. Kendati demikian, Sugiman tak menampik adanya risiko jika jembatan diterjang banjir besar. “Kalau banjir besar, ya pasrah. Harapan kami, pemerintah bisa membangunkan jembatan permanen yang lebih aman,” tambahnya.
Keberadaan jembatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Sujono, seorang pedagang asal Pajangan, Bantul, mengaku sangat terbantu dengan adanya akses baru tersebut. “Sekarang jarak jadi lebih dekat, bisa kejar setoran. Jembatan ini kuat, mobil pikap saya aman melintas,” ungkapnya.
Secara teknis, jembatan ditopang dengan puluhan drum plastik bekas yang membuatnya tetap terapung. Bagian alas dan pagar terbuat dari kayu setebal 2 sentimeter, sementara enam seling baja dipasang sebagai pengikat untuk menjaga kestabilan. Konstruksi ini diklaim mampu menahan beban hingga 1,5 ton.
Lebih dari sekadar akses darurat, jembatan apung ini menjadi bukti ketangguhan warga Bantul dan Kulonprogo dalam menghadapi tantangan alam. Kehadirannya tidak hanya membuka jalan baru, tetapi juga menguatkan roda perekonomian masyarakat di dua kabupaten tersebut.