Donggala – Hujan deras yang mengguyur pesisir Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, sejak Minggu (31/08) sore hingga Senin (1/09) dini hari, memicu banjir bandang yang merobohkan satu-satunya jembatan penghubung di Desa Wombo Mpanau. Akibatnya, tiga desa di wilayah tersebut kini terisolasi total.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.00 WITA. Awalnya, hujan lebat dianggap biasa oleh warga. Namun hanya dalam waktu 30 menit, arus banjir yang semakin deras menyeret hingga meruntuhkan konstruksi jembatan utama.
“Kami hanya bisa mendengar suara derasnya air bercampur dengan dentuman besi patah,” ujar Ismail, salah seorang warga yang menyaksikan langsung kejadian itu.
Meski tidak ada korban jiwa, putusnya jembatan membuat akses utama ke Desa Wombo Mpanau, Wombo Induk, dan Wombo Kalonggo benar-benar terhenti. Aktivitas masyarakat lumpuh, mulai dari distribusi bahan pangan, layanan kesehatan, hingga akses pendidikan.
Kepala BPBD Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus, menjelaskan bahwa banjir sudah mulai surut, namun kondisi jembatan yang ambruk menjadi persoalan besar dalam penanganan darurat. “Situasi sudah terkendali, tapi mobilitas warga terhenti total. Itu yang paling mendesak,” katanya dikutip dalam laman berita satu pada Selasa (2/9/2025).
Untuk sementara, pemerintah daerah bersama BNPB menyiapkan pembangunan jembatan darurat. Namun, proses perbaikan permanen diperkirakan membutuhkan waktu panjang serta anggaran besar. Hingga Senin malam, warga masih bertahan dengan persediaan bahan makanan seadanya.
Tokoh masyarakat setempat mengingatkan potensi risiko besar bila ada warga yang sakit parah. “Kalau ada yang butuh perawatan darurat, kondisinya sangat berbahaya. Kami benar-benar menunggu bantuan segera,” tegasnya.