Shanghai – Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko S.A. Cahyanto, mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, melakukan pertemuan dengan jajaran pimpinan SAIC Motor Corp., Ltd. yang dipimpin Vice President Zang Qing di Shanghai, Kamis (9/10) waktu setempat. Pertemuan tersebut juga dihadiri CEO PT SGMW Motor Indonesia, Tang Wensheng, dan membahas penguatan kemitraan industri otomotif antara Indonesia dan Tiongkok, terutama dalam pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan ekspansi pasar di kawasan ASEAN.
“Pemerintah Indonesia mengapresiasi kontribusi SAIC Group dalam mendukung pengembangan industri kendaraan listrik di Tanah Air. Kami berharap kerja sama ini terus berkembang dengan menghadirkan lebih banyak produk ramah lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia,” ujar Eko dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (10/10).
SAIC Motor Corp., Ltd. merupakan perusahaan otomotif milik negara Tiongkok yang berpusat di Shanghai, dan termasuk dalam jajaran produsen mobil terbesar di negeri tersebut. SAIC menaungi berbagai merek ternama seperti Wuling, MG, Baojun, dan Maxus, dengan fokus pada riset, pengembangan, produksi, serta penjualan kendaraan dan komponennya.

Perusahaan ini memiliki empat basis produksi global di Pakistan, India, Thailand, dan Indonesia, dengan penjualan mencapai 3 juta unit per tahun di Eropa. Melalui kehadiran PT SGMW Motor Indonesia, SAIC berharap Indonesia dapat menjadi pusat produksi untuk pasar negara-negara setir kanan. Hingga kini, SGMW dan MG telah meluncurkan 19 model kendaraan, di mana 13 di antaranya diproduksi secara lokal.
Eko menjelaskan, sejak 2015 PT SGMW Motor Indonesia telah membangun fasilitas manufaktur dan kawasan industri bagi pemasok komponen (supplier park) di Cikarang. Perusahaan tersebut juga mengembangkan fasilitas produksi baterai lokal, MAGIC Battery Wuling, sebagai bagian dari ekosistem kendaraan listrik nasional.
“Kami mengapresiasi langkah SGMW yang berhasil memproduksi kendaraan komersial listrik dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 40%. Ini menjadi bukti nyata dukungan industri terhadap kebijakan transisi menuju otomotif rendah emisi,” tambah Eko.
Saat ini, SGMW menggandeng lebih dari 77 pemasok lokal dari tier 1 hingga tier 3 untuk memperkuat rantai pasok domestik. Ke depan, perusahaan menargetkan peningkatan TKDN kendaraan listrik baterai (BEV) hingga 60–80%. Untuk mencapai target tersebut, SGMW bekerja sama dengan PT Gotion dan CATL melalui PT Unified Advanced Battery System Indonesia (UABS) dalam produksi baterai BEV.

Menjelang 2025, PT SGMW menargetkan ekspor lebih dari 11% dari total produksi dengan jangkauan ke 15 negara dan volume mendekati 10.000 unit. Selain mengembangkan kendaraan ICE, HEV, dan BEV, perusahaan juga bersiap memproduksi kendaraan plug-in hybrid (PHEV). Salah satu produk baru yang akan diluncurkan adalah SUV-C dengan efisiensi bahan bakar tinggi dan akselerasi lebih responsif.
Ekspansi Pasar ke ASEAN
Tak hanya menyasar pasar domestik, SAIC Motor juga berambisi memperluas pasar ekspor ke kawasan ASEAN. Hingga 2025, perusahaan telah membangun lebih dari 170 gerai penjualan dan layanan purnajual di Indonesia untuk merek Wuling, MG, dan Maxus, serta tengah menyiapkan showroom merek ganda di Jakarta sebagai bagian dari strategi regional.
Dalam pertemuan itu, SAIC Motor juga menyampaikan harapan agar pemerintah Indonesia dapat mempertahankan insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) bagi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) penumpang di bawah 10 orang serta kendaraan bus listrik. SAIC juga mengusulkan perluasan insentif serupa untuk kendaraan komersial listrik seperti MitraEV, serta dukungan bagi model Wuling dan MG berteknologi HEV, PHEV, dan Range-Extended Electric Vehicle (REEV) agar masuk kategori kendaraan rendah emisi (LCEV).
Menanggapi hal itu, Eko menyampaikan apresiasi atas investasi dan komitmen SAIC Group di Indonesia, khususnya dalam produksi kendaraan listrik. “Usulan terkait keberlanjutan dan perluasan insentif PPNDTP saat ini sedang dibahas secara internal oleh pemerintah,” jelasnya.
Kemenperin juga mendorong SGMW untuk memperbanyak varian produk yang sesuai dengan karakteristik pasar Indonesia, sekaligus meningkatkan investasi guna memperbesar nilai TKDN. Pemerintah pun terus mendorong SAIC agar meningkatkan kapasitas ekspor kendaraan listrik dari Indonesia sehingga dapat memperkuat posisi nasional sebagai pusat produksi dan ekspor EV di ASEAN.

“Kami berharap SAIC dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai rencana investasi berikutnya di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan platform elektrifikasi dan teknologi baru,” ujar Eko.
Ia menegaskan, kolaborasi strategis antara pemerintah dan pelaku industri otomotif global seperti SAIC Motor sangat penting untuk mempercepat transformasi industri otomotif nasional menuju era elektrifikasi. “Indonesia berkomitmen menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan listrik global, dan kami melihat SAIC sebagai mitra penting dalam mewujudkan visi tersebut,” katanya.
Eko menutup dengan menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta memperluas insentif bagi pengembangan kendaraan listrik dan komponennya, termasuk baterai dan sistem penggerak listrik.
“Dengan sinergi yang solid antara pemerintah dan industri, kami optimistis Indonesia mampu menjadi hub kendaraan listrik di kawasan,” pungkasnya.