Jakarta – Pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan kinerja investasi di Indonesia sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menjelaskan bahwa saat ini kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih berkisar di angka 30%, sehingga perlu didorong agar lebih besar.
“Selama ini pertumbuhan ekonomi kita lebih banyak ditopang oleh konsumsi. Karena itu, porsi investasi yang sekitar 30% harus ditingkatkan agar ekonomi lebih seimbang,” ujar Febrio dalam acara Investortrust Economic Outlook 2026 di Jakarta, Rabu (5/11).
Ia menambahkan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada 2025 dan meningkat menjadi 5,4% pada 2026. Dalam jangka panjang, Indonesia ditargetkan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Untuk mencapai target tersebut, peningkatan investasi dalam negeri menjadi kunci, salah satunya melalui optimalisasi perusahaan-perusahaan BUMN di bawah pengelolaan Danantara.
“Presiden Prabowo ingin memastikan BUMN beroperasi secara maksimal dan efisien. Karena itu, dibentuklah Danantara untuk berperan sebagai holding dalam mengelola potensi investasi nasional,” jelasnya.
Sementara itu, data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi pada kuartal III 2025 mencapai Rp491,4 triliun, meningkat dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar Rp477,7 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa capaian tersebut setara dengan 25,8% dari target investasi nasional tahun 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun. Dari total investasi tersebut, telah tercipta lapangan kerja bagi 696.478 orang, menunjukkan peran penting investasi dalam memperkuat sektor riil dan memperluas kesempatan kerja di dalam negeri.

