Sleman – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman bergerak cepat menindaklanjuti dugaan kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa 212 siswa dari empat sekolah di Kapanewon Mlati.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, memimpin rapat koordinasi bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kantor Kapanewon Mlati untuk memastikan langkah penanganan para siswa terdampak.
Menurut laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, kasus ini terungkap setelah Puskesmas 1 dan Puskesmas 2 Mlati menerima pasien siswa dengan keluhan diare dan muntah. Temuan tersebut segera direspons Tim Gerak Cepat (TGC) Dinkes.
Melansir dari laman berita satu, hasil investigasi menyebut keracunan terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 2 Mlati, SMP Negeri 3 Mlati, dan SMP Pamungkas Mlati. Danang menegaskan, saat ini Pemkab Sleman fokus pada penanganan medis, pemulihan kondisi, serta pendampingan siswa yang terdampak.
“Berdasarkan evaluasi Dinkes, seluruh siswa menunjukkan perkembangan kondisi yang positif. Prioritas kami adalah memastikan mereka segera pulih dan sehat kembali,” ujarnya, Rabu (13/8).
Danang juga memastikan seluruh biaya perawatan siswa ditanggung pemerintah. “Pengobatan akan dikoordinasikan oleh Dinkes dan Dinas Sosial melalui BPJS Kesehatan, sehingga masyarakat tidak dibebani biaya,” jelasnya.
Selain penanganan medis, Danang mengaku telah berkomunikasi dengan Sekretaris Daerah Sleman untuk mengoordinasikan langkah pencegahan bersama seluruh OPD, guna memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Hingga Rabu malam, tercatat 113 siswa masih dirawat di puskesmas, 19 menjalani perawatan inap di RSUD Sleman, dan tiga siswa di RSA UGM (dua rawat jalan dan satu rawat inap), sementara sisanya mengalami gejala ringan.