33.2 C
Jakarta
Minggu, Oktober 26, 2025
BerandaKATA BERITAMEGAPOLITANHujan Tak Lagi Bersih, BRIN Temukan Partikel Mikroplastik di Langit Jakarta

Hujan Tak Lagi Bersih, BRIN Temukan Partikel Mikroplastik di Langit Jakarta

Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan mengejutkan: air hujan di Jakarta ternyata mengandung partikel mikroplastik. Partikel ini diduga berasal dari serat pakaian sintetis, debu kendaraan dan ban, hingga sisa pembakaran sampah plastik yang masih dilakukan secara terbuka.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengapresiasi riset BRIN dan menilai hasil tersebut menjadi pengingat bahwa polusi di Ibu Kota kini semakin kompleks.

“Riset ini penting karena menunjukkan bahwa polusi di Jakarta sudah memasuki fase baru. Kami perlu menanganinya dengan langkah berbasis data ilmiah,” ujar Asep dikutip dari laman berita jakarta di Balai Kota Jakarta, Jumat (24/10).

Asep menjelaskan, pihaknya terus memperkuat berbagai upaya pengendalian lingkungan, seperti pengawasan industri, uji emisi kendaraan, kampanye pengurangan plastik sekali pakai, dan edukasi masyarakat tentang pemilahan sampah.

“Kami juga memperkuat penerapan Pergub Nomor 142 Tahun 2019 tentang kantong belanja ramah lingkungan,” tambahnya.

DLH juga akan melanjutkan kolaborasi dengan BRIN, perguruan tinggi, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meneliti lebih lanjut kualitas air hujan serta dampak mikroplastik terhadap kesehatan masyarakat.

“Kebijakan pengurangan plastik sekali pakai akan terus kami dorong, sejalan dengan kampanye gaya hidup minim plastik di tingkat rumah tangga dan komunitas,” ujarnya.

Sementara itu, Profesor Riset BRIN, Muhammad Reza Cordova, menjelaskan, mikroplastik ditemukan dalam air hujan di Jakarta dengan konsentrasi antara 3 hingga 40 partikel per meter persegi per hari.

“Air hujan yang selama ini kita anggap bersih ternyata membawa partikel plastik mikroskopis dari udara. Prosesnya bahkan terjadi kurang dari satu detik,” ungkap Reza.

Menurutnya, mikroplastik di udara bersumber dari aktivitas manusia, seperti penggunaan pakaian berbahan polyester dan nylon, serta pembakaran sampah plastik. Rendahnya pengelolaan sampah di daerah penyangga Jakarta juga memperburuk kondisi udara.

“Pembakaran sampah terbuka bisa melepaskan mikroplastik dan dioksin ke udara yang kemudian terhirup manusia,” jelasnya.

Reza menambahkan, mikroplastik bersifat seperti spons yang dapat menyerap zat berbahaya lain, termasuk logam berat dan mikroorganisme.

“Penelitian kami di 18 kota di Indonesia menunjukkan seluruh sampel udara mengandung mikroplastik. Ini peringatan serius bagi semua pihak,” tegasnya.

Fungsional Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG, Dwi Atmoko juga menjelaskan bahwa dari sisi meteorologi, mikroplastik termasuk dalam kategori aerosol, yakni partikel padat atau cair yang tersuspensi di udara.

“Partikel seperti ini bisa berpindah mengikuti arah angin dan pola cuaca, lalu jatuh ke permukaan bumi melalui air hujan,” paparnya.

Ia menambahkan, mikroplastik yang terdeteksi di Jakarta bisa saja berasal dari wilayah lain, sehingga penanganannya harus dilakukan lintas wilayah dan lintas sektor.

Dari sisi kesehatan, Rahmat Aji Pramono, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan P2P Dinas Kesehatan DKI, menjelaskan bahwa partikel mikroplastik dapat memicu peradangan di sistem pernapasan dan pencernaan.

“Jika ukurannya sangat kecil, partikel ini bisa menembus aliran darah dan memengaruhi organ vital,” ujarnya.

Rahmat pun mengimbau warga untuk menjaga kebersihan rumah, memperbaiki ventilasi udara, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Efek mikroplastik bersifat jangka panjang, maka pencegahan harus dimulai dari kebiasaan sehari-hari,” tegasnya.

Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono, menilai hasil riset BRIN harus dijadikan dasar untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

“Informasi ilmiah ini bukan untuk menakuti, tapi agar masyarakat lebih memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya.

Rian menambahkan, BPBD juga akan terus mengoptimalkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), bukan hanya untuk mencegah banjir, tetapi juga membantu mengurangi polusi udara.

“Hujan dapat menjadi mekanisme alami untuk menurunkan partikel berbahaya seperti mikroplastik dari atmosfer,” pungkasnya.

Baca Juga

Adapundi dan Bank DBS Indonesia Bersinergi Dorong Ekonomi Inklusif Nasional

Jakarta - PT Info Tekno Siaga (Adapundi) bersama Bank...

Bukan Senjata tapi Virus, Menkes Budi Ajak TNI Hadapi Musuh Tak Kasatmata

Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya...

Festival Musikal Indonesia, Teater Musikal Spektakuler Angkat Kisah Nusantara

Jakarta - Festival Musikal Indonesia (FMI) kembali digelar tahun...

Rano Karno Sebut 602 Ribu Warga Jakarta Terlibat Judi Online

Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno mengatakan...

Ada Pungli di Tebet Eco Park, Pemprov DKI Langsung Ambil Tindakan Tegas!

Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini