Jakarta – Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menjalin kerja sama dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) (Persero) untuk memperkuat layanan keimigrasian di kapal pesiar atau yang dikenal dengan program Immigration on Shipping (IoS).
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, menjelaskan bahwa IoS merupakan layanan pemeriksaan keimigrasian di atas kapal pesiar selama perjalanan menuju wilayah Indonesia.
“Dalam mekanisme ini, dokumen seperti paspor dan visa diperiksa terlebih dahulu sebelum kapal bersandar di pelabuhan. Langkah ini mempercepat proses kedatangan dan mengurangi antrean di pelabuhan, sehingga memberikan kenyamanan bagi warga Indonesia yang baru berlayar maupun wisatawan asing,” ujar Yuldi dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10).
Layanan Imigrasi Langsung di Atas Kapal
Dalam penerapan sistem IoS, petugas imigrasi akan naik ke kapal pesiar yang berlayar dari luar negeri menuju Indonesia sejak di pelabuhan keberangkatan. Selama perjalanan, petugas melakukan verifikasi daftar penumpang dan awak kapal serta pemeriksaan dokumen perjalanan seperti paspor dan visa.
Dengan begitu, ketika kapal tiba di pelabuhan Indonesia, penumpang dapat langsung melanjutkan perjalanan tanpa perlu antre di konter imigrasi.
Menurut Yuldi, sistem IoS terbukti efektif memperlancar alur kedatangan kapal pesiar yang biasanya mengangkut ribuan penumpang sekaligus.
Ribuan Penumpang Telah Dilayani
Sejak periode Oktober 2022 hingga April 2025, layanan IoS Ditjen Imigrasi telah melayani 215.453 penumpang kapal pesiar dari berbagai negara, antara lain: Australia sebanyak 11.523 penumpang, Amerika Serikat 8.460 penumpang dan Inggris 7.504 penumpang
Selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2025, tercatat 2.515 penumpang memanfaatkan layanan IoS, sedangkan pada momentum Idulfitri 2025 jumlahnya meningkat menjadi 18.329 penumpang.
Pelabuhan Strategis IoS
Beberapa pelabuhan utama yang menjadi titik sandar kapal pesiar di Indonesia meliputi:
- Pelabuhan Benoa (Bali)
- Pelabuhan Labuan Bajo (NTT)
- Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta)
- Pelabuhan Sabang (Aceh)
- Pelabuhan Tanjung Emas (Jawa Tengah)
“Pelabuhan Benoa menjadi yang paling sibuk, dengan total 48 kapal pesiar yang bersandar selama periode tersebut,” jelas Yuldi.
Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemeriksaan keimigrasian di jalur laut, khususnya pada kapal pesiar internasional.
“Dengan adanya kerja sama ini, kami ingin memastikan proses pemeriksaan keimigrasian berlangsung lebih cepat, aman, dan nyaman bagi penumpang maupun awak kapal. Selain itu, langkah ini juga diharapkan memberi dampak positif bagi industri pariwisata bahari dan ekonomi lokal di kawasan pelabuhan,” ujar Yuldi menegaskan.

