Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) resmi memulai Kick Off Kampanye 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2025 di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (22/11). Agenda tahunan ini dilaksanakan setiap 25 November hingga 10 Desember, bertepatan dengan peringatan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia.
Kampanye tersebut digelar sebagai pengingat bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang membutuhkan perhatian serius dan aksi nyata untuk menghapus segala bentuk kekerasan berbasis gender.
Rangkaian kegiatan kick off tahun ini berlangsung melalui kolaborasi dengan Komnas Perempuan, menghadirkan pameran, pertunjukan musik, healing space, stand up comedy, kegiatan olahraga, hingga talkshow yang diselenggarakan di Plaza Selatan Monas dan Balai Agung. Program kampanye juga akan dilanjutkan di Kepulauan Seribu pada 27 November 2025.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, turut berdialog dengan Perwakilan Anak Jakarta guna mendengarkan langsung aspirasi terkait isu kekerasan dan perlindungan anak. Dalam kesempatan tersebut, Rano menyoroti kasus kekerasan dan perundungan yang baru-baru ini terjadi di lingkungan sekolah serta menekankan pentingnya memastikan suara anak-anak didengar.
Ia menegaskan bahwa masih banyak kasus bullying yang memerlukan ketegasan dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman. “Apa yang terjadi harus menjadi pelajaran agar kita lebih waspada. Saya telah meminta Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan mengusut tuntas kasus tersebut agar tidak terulang,” ujarnya.
Rano juga memaparkan berbagai langkah Pemprov DKI Jakarta dalam memperkuat perlindungan perempuan dan anak, mulai dari pemutihan lebih dari 6.000 ijazah yang sempat tertahan di sekolah hingga peningkatan jumlah penerima KJP dari sekitar 200 ribu menjadi 715 ribu.
Ia turut menyoroti perlunya dukungan lebih besar bagi anak perempuan yang ingin berpartisipasi dalam olahraga, termasuk sepak bola, serta pentingnya regulasi yang membatasi paparan rokok terhadap anak—salah satunya melalui rencana perda pelarangan merokok di area tertentu.
“Tidak ada cara lain selain bekerja sama melakukan perbaikan. Pemerintah menjadi fasilitator, namun gerakan ini harus tumbuh dari masyarakat yang merasakan langsung dampaknya,” kata Rano.
Sebagai informasi, Kampanye 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak akan berlanjut dengan pemasangan stiker Anti Kekerasan di armada Transjakarta pada 26 November, serta roadshow kampanye di empat wilayah kota administrasi pada 1–4 Desember 2025. Puncak kampanye akan digelar pada 21 Desember 2025 melalui acara Jakarta Penuh Warna.
Upaya sosialisasi juga diperkuat melalui penyebaran infografis, videotron, serta bingkai foto digital agar pesan perlindungan perempuan dan anak dapat menjangkau lebih banyak masyarakat secara berkelanjutan.

