Persneling atau transmisi merupakan salah satu komponen krusial dalam kendaraan yang memungkinkan pengemudi mengatur kecepatan dan torsi mesin sesuai dengan kebutuhan. Persneling mobil adalah sistem yang mengontrol perpindahan gigi dalam transmisi kendaraan. Sistem ini berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan tenaga dari mesin ke roda agar kendaraan dapat bergerak dengan baik.
Pada kendaraan manual, perpindahan gigi dilakukan secara manual menggunakan pedal kopling dan tuas persneling. Sementara itu, pada mobil bertransmisi otomatis, proses ini dilakukan secara otomatis tanpa intervensi langsung dari pengemudi.
Untuk memahami cara kerja transmisi mobil, penting untuk mengetahui perbedaan utama antara persneling pada mobil manual dan otomatis:
1. Persneling Mobil Manual
- Mengatur Kecepatan dan Tenaga: Pengemudi mengubah rasio gigi secara manual untuk menyesuaikan kecepatan dan tenaga mesin.
- Efisiensi Bahan Bakar: Pemilihan gigi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan kenyamanan berkendara.
- Kontrol Penuh: Perpindahan gigi dilakukan langsung oleh pengemudi, memberikan sensasi berkendara yang lebih responsif.

2. Persneling Mobil Otomatis
- Perpindahan Gigi Otomatis: Sistem hidrolik atau elektronik menyesuaikan rasio gigi berdasarkan kecepatan dan kondisi jalan.
- Kode Persneling Matic: Mobil otomatis memiliki kode seperti P (Park), R (Reverse), N (Neutral), D (Drive), serta angka 2 dan 3 yang digunakan untuk kondisi tertentu seperti tanjakan atau turunan.
3. Peran Utama Persneling
- Mengatur Kecepatan dan Tenaga: Baik pada transmisi manual maupun otomatis, persneling berfungsi untuk memastikan kendaraan berjalan efisien.
- Efisiensi Bahan Bakar: Pemilihan gigi yang tepat dapat membantu menghemat konsumsi bahan bakar.
Jenis Transmisi Mobil
Terdapat berbagai jenis transmisi yang umum digunakan di kendaraan modern, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dilansir dari laman wuling, berikut beberapa jenis yang sering ditemui:
1. Transmisi Manual
Transmisi ini memungkinkan pengemudi mengoperasikan kopling dan memilih gigi secara manual, memberikan kontrol penuh dalam berkendara. Keunggulannya adalah biaya perawatan yang lebih murah dan pengalaman berkendara yang lebih responsif. Namun, penggunaan kopling secara terus-menerus dapat melelahkan, terutama di lalu lintas padat.
2. Transmisi Otomatis Konvensional
Jenis transmisi ini menggunakan torque converter sebagai pengganti kopling manual, memungkinkan perpindahan gigi yang lebih halus. Meskipun lebih nyaman digunakan, konsumsi bahan bakarnya cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan transmisi manual.
3. Transmisi CVT (Continuous Variable Transmission)
Sistem CVT menggunakan pulley dan sabuk baja sebagai pengganti gigi konvensional, memungkinkan perubahan rasio gigi yang lebih halus dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Namun, akselerasinya terkadang terasa lambat dibandingkan transmisi otomatis lainnya.

4. Transmisi Dual Clutch (DCT)
DCT merupakan kombinasi antara transmisi manual dan otomatis dengan dua kopling yang bekerja secara bergantian, memberikan perpindahan gigi yang lebih cepat dan responsif. Cocok untuk pengemudi yang mengutamakan performa, tetapi bisa terasa kurang nyaman dalam kondisi kemacetan.
5. Transmisi AMT (Automated Manual Transmission)
Transmisi AMT menggabungkan teknologi manual dengan sistem kopling otomatis, memungkinkan perpindahan gigi tanpa pedal kopling. Meskipun lebih murah dibandingkan transmisi otomatis penuh, perpindahan gigi pada AMT sering kali terasa lebih lambat dan kurang mulus.
Memilih Transmisi yang Tepat
Pemilihan transmisi terbaik bergantung pada preferensi dan kebutuhan berkendara. Jika Anda menyukai kontrol penuh dan efisiensi bahan bakar, transmisi manual bisa menjadi pilihan. Sementara itu, jika Anda mengutamakan kenyamanan di lalu lintas padat, transmisi otomatis atau CVT lebih cocok. Bagi yang mencari keseimbangan antara performa dan kenyamanan, transmisi DCT atau AMT bisa menjadi opsi terbaik.