Riau – Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Dumai, bersama Satgas Gabungan Koarmada I, berhasil menggagalkan penyelundupan 17 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural dan 24 Warga Negara Asing (WNA) asal Bangladesh. Peristiwa ini terjadi di Pesisir Pantai Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Riau, pada Senin (2/12)
Mengutip dari laman tni.mil, Palaksa Lanal Dumai, Letkol Laut (PM) Priatno, yang mewakili Komandan Lanal Dumai Kolonel Laut (P) Boy Yopi Hamel, menjelaskan bahwa keberhasilan ini berawal dari informasi tentang aktivitas penyelundupan calon PMI dan WNA yang hendak diberangkatkan ke Malaysia secara ilegal melalui jalur laut.
Tim gabungan TNI AL segera bertindak dengan membagi personel menjadi dua kelompok, yaitu tim laut dan tim darat. Tim laut menggunakan speed boat Kapal Patroli Angkatan Laut (Patkamla) Bengkalis, sementara tim darat bergerak menuju lokasi di Pesisir Pantai Pelintung dari Pos Angkatan Laut Bengkalis.
Sore harinya, tim darat mencurigai aktivitas mencurigakan seorang sopir, YN (43), yang sedang menurunkan 10 WNA Bangladesh dari mobil Xenia Hitam berpelat B 1841 PIZ. Investigasi lebih lanjut mengungkap lokasi penyembunyian lainnya, di mana ditemukan 17 calon PMI non-prosedural dan 14 WNA Bangladesh.
Selain YN, tim gabungan juga menangkap BH (39), yang berperan sebagai pemandu dalam penyelundupan ini. Kedua tersangka kini diserahkan kepada Polres Dumai untuk proses hukum. Sementara itu, para calon PMI dan WNA Bangladesh diserahkan ke P4MI Dumai dan Imigrasi Kelas I TPI Dumai untuk pendataan serta proses lebih lanjut.
Letkol Priatno menyatakan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya TNI AL dalam menjaga keamanan dan menanggulangi tindak pidana perdagangan manusia (TPPM) serta aktivitas ilegal lainnya yang merugikan negara dan masyarakat.
“Kami akan terus berupaya menggagalkan penyelundupan ilegal, baik yang melibatkan PMI non-prosedural maupun WNA. Sinergi antara semua pihak sangat penting untuk menjaga integritas dan keamanan negara,” tegas Letkol Priatno.
Operasi ini sekaligus menjadi peringatan bahwa TNI AL bersama pihak terkait tidak akan berhenti menindak aktivitas ilegal yang mengancam kedaulatan negara, termasuk penyelundupan manusia melalui jalur laut.