Jakarta – Dunia saat ini masih menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan hanya mencapai 3,2% pada 2024 dan 2025, angka yang belum kembali ke tingkat sebelum pandemi. Namun, ekonomi Indonesia menunjukkan performa yang solid, tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Triwulan III-2024 sebesar 4,95% (yoy) atau 5,03% (ctc).
Inflasi tetap terkendali di kisaran target 2,5±1%. Pada November 2024, inflasi tercatat sebesar 1,55% (yoy). Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Daerah (TPID) terus menjaga stabilitas harga, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan peluncuran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dan hari belanja offline yang berlangsung dari 26 Desember 2024 hingga 11 Januari 2025.

“Harbolnas tahun lalu menghasilkan Rp35 triliun. Tahun ini, kami berharap angka yang sama dapat dicapai untuk mendorong daya beli masyarakat,” ujar Airlangga dalam Rakernas BCA 2025 bertema OneBCA Tomorrow Never Dies di Jakarta, Jumat (6/12).
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap optimis di atas 100, dan Indeks Penjualan Riil (IPR) menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor perbankan juga menunjukkan kinerja yang sehat dengan:
- Rasio kredit bermasalah (NPL gross) menurun ke 2,21%,
- Tingkat permodalan (CAR) mencapai 26,78%,
- Solvabilitas korporasi (ICR) di kisaran 40%,
- Likuiditas domestik yang terjaga.
Capaian ini membuat Indonesia tetap menarik bagi investor, dengan predikat layak investasi yang masih dipertahankan.
Menko Airlangga menyoroti keberhasilan Indonesia menjalin kerja sama ekonomi internasional. Baru-baru ini, delegasi Amerika Serikat membawa 50 perusahaan dalam US-ASEAN Business Council. Selain itu, Indonesia menandatangani Comprehensive Economic Partnership dengan Kanada, menjadi perjanjian dagang pertama dengan negara di Amerika Utara.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% pada 2029 melalui transformasi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Strategi ini melibatkan:
- Revitalisasi mesin pertumbuhan konvensional,
- Penciptaan mesin pertumbuhan baru,
- Peningkatan produktivitas dan daya saing SDM.
Presiden juga menegaskan pentingnya industri padat karya, seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur, serta pemberdayaan UMKM.
“UMKM harus menjadi tulang punggung ekonomi kita, bukan hanya menyediakan pekerjaan, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi nasional,” ujar Menko Airlangga dikutip dari keterangan tertulis.
Dengan berbagai langkah strategis, ekonomi Indonesia diharapkan terus tumbuh dan mampu menghadapi tantangan global dengan optimisme.