Sukabumi – Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (3/12). Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB dari laporan BPBD Kabupaten Sukabumi hingga Kamis (5/12) pukul 19.00 WIB, sedikitnya sepuluh jembatan dilaporkan rusak parah.
Akibat bencana ini, beberapa daerah sempat terisolasi karena akses jalan tak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Salah satu daerah yang terdampak parah adalah Kecamatan Simpenan, di mana jembatan penghubung utama bagi aktivitas warga rusak berat akibat material yang terbawa banjir.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, yang meninjau lokasi bencana, mengungkapkan rencana penanganan darurat.
“Kami akan mempelajari jembatan mana saja yang rusak dan perlu segera dibangun kembali untuk mendukung akses ke lokasi lain,” ujar Lukmansyah dikutip dari laman bnpb.
Sebagai langkah awal, BNPB akan memasang jembatan bailey dengan dukungan Kementerian PUPR dan Batalyon Zeni Kodam III Siliwangi. Pemasangan jembatan darurat ini bertujuan untuk mempermudah mobilisasi bantuan logistik dan peralatan bagi warga terdampak.
Data kaji cepat sementara mencatat jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi dua orang, yakni Aden Dafa dan Ade Wahyu, keduanya berasal dari Kecamatan Simpenan. Selain itu, masih ada enam orang yang dinyatakan hilang, dengan rincian:
- Dua orang di Kecamatan Tegalbuleud,
- Satu orang di Kecamatan Pabuaran,
- Satu orang di Kecamatan Gegerbitung,
- Dua orang di Kecamatan Simpenan.
Kerusakan juga meluas ke hunian warga, sebanyak 216 rumah rusak akibat bencana ini. Kawasan Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu juga terdampak banjir akibat luapan Sungai Cipabuluhan pada Rabu (4/12). Para pemilik kapal berusaha menyelamatkan perahu-perahu yang terbalik dan tenggelam akibat derasnya limpasan air.