31.6 C
Jakarta
Minggu, Juni 22, 2025
BerandaKATA TEKNOTEKNEWSKesenjangan Gender Mencolok di ChatGPT: 84,5 Persen Pengguna adalah Laki-Laki

Kesenjangan Gender Mencolok di ChatGPT: 84,5 Persen Pengguna adalah Laki-Laki

Gelembung kecerdasan buatan (AI) tampaknya belum pecah, setidaknya dalam hal pengeluaran konsumen untuk aplikasi berbasis AI. Dipimpin oleh ChatGPT milik OpenAI, total pengeluaran untuk aplikasi AI mencapai $1,42 miliar pada tahun 2024, menurut firma analisis aplikasi Appfigures. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 274 persen dibandingkan tahun 2023, ketika aplikasi ini pertama kali diluncurkan pada Mei tahun itu.

Di tengah ribuan aplikasi pesaing, beberapa di antaranya menggunakan teknologi OpenAI ChatGPT tetap mendominasi pasar dengan pendapatan yang secara konsisten melebihi gabungan pendapatan aplikasi asisten AI teratas lainnya. Keberhasilan ini juga menguntungkan Apple dan Google, yang mengambil sekitar 30 persen dari pendapatan pembelian dalam aplikasi. Secara keseluruhan, pasar aplikasi AI seluler diperkirakan bernilai $2 miliar.

Dominasi Pengguna Laki-Laki dan Usia Muda

Hingga saat ini, ChatGPT telah diunduh sebanyak 353 juta kali. Namun, demografi penggunanya tidak merata. Lebih dari separuh pengguna seluler ChatGPT berusia di bawah 25 tahun, menunjukkan bahwa generasi muda mungkin lebih terbuka untuk mencoba teknologi baru. Alasan lainnya bisa jadi karena mereka mencari bantuan dalam mengerjakan tugas sekolah. Menurut Pew Research Center, sekitar 25 persen remaja di AS telah menggunakan ChatGPT untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah, angka yang meningkat dua kali lipat dari tahun 2023.

Sementara itu, kelompok usia 50-64 tahun menempati posisi kedua sebagai pengguna terbesar, dengan persentase sebesar 20,2 persen.

Kesenjangan Gender yang Signifikan

Mengutip dari laman techcrunch, kesenjangan gender di antara pengguna ChatGPT terlihat lebih mencolok. Data dari Appfigures menunjukkan bahwa 84,5 persen pengguna ChatGPT adalah laki-laki. Meskipun perempuan memegang peran penting dalam industri AI, beberapa laporan menunjukkan bahwa mereka cenderung lebih skeptis terhadap teknologi ini.

Sebuah survei Pew Research Center pada 2022 mengungkapkan bahwa perempuan lebih enggan mengadopsi AI dibandingkan laki-laki. Jajak pendapat oleh Axios juga menemukan bahwa 53 persen perempuan yang disurvei tidak akan mengizinkan anak-anak mereka menggunakan AI, sementara hanya 26 persen laki-laki yang memiliki pandangan serupa. Selain itu, laporan McKinsey menyebutkan bahwa perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi, yang mungkin menjadi alasan di balik resistensi mereka terhadap AI.

Faktor lain yang mungkin memengaruhi adalah kerentanan perempuan terhadap dampak negatif teknologi AI, seperti penyalahgunaan deepfake yang bersifat eksplisit. Hal ini dapat mengurangi antusiasme mereka terhadap adopsi massal produk AI konsumen.

Meskipun ChatGPT mendominasi pasar aplikasi AI, munculnya pesaing seperti DeepSeek — alternatif sumber terbuka yang gratis — dapat menjadi tantangan tersendiri. DeepSeek sempat menggeser ChatGPT sebagai aplikasi teratas di App Store, meskipun mempertahankan popularitasnya di tengah persaingan yang ketat bisa menjadi tantangan besar bagi aplikasi asal Tiongkok ini.

Dengan dominasi ChatGPT yang masih kuat, namun dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, masa depan aplikasi AI konsumen akan sangat bergantung pada inovasi dan kemampuan mereka memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam.

Baca Juga

Penipuan Digital Kian Marak, Satgas PASTI Blokir 427 Pinjol dan Investasi ilegal

Jakarta - Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas...

Viral! Pendakian Ilegal di Gunung Merapi Terekam CCTV, Ini Tindakan Balai TNGM

Yogyakarta- Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mengonfirmasi telah...

LG ZonaSeru Central Park, Jelajahi Dunia AI dan Hiburan Teknologi Canggih

Jakarta - PT LG Electronics Indonesia resmi membuka LG...

Keluarga Cemara, Pertunjukan Musikal yang Penuh Cinta dan Kehangatan

  Jakarta - Setelah sukses besar lewat film animasi JUMBO,...

Menteri Maruarar Luruskan Isu: Tak Ada Aturan Batas Kepemilikan Rumah

Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini