Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kembali menyelenggarakan diskusi investasi melalui acara BNI Investor Daily Round Table. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama antara BNI dan B-Universe Group yang telah berlangsung sejak Oktober 2024.
Dalam edisi terbaru BNI Investor Daily Round Table, hadir dua pimpinan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara), yaitu Chief Operation Officer Danantara, Donny Oskaria, dan Chief Investment Officer Danantara, Pandu Patria Sjahrir. Diskusi ini dipandu oleh Executive Chairman B-Universe, Enggartiasto Lukita, di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, pada Kamis (27/2). Acara ini dihadiri hampir 150 peserta yang terdiri dari nasabah BNI dan para investor.
Donny menjelaskan bahwa superholding Danantara berfokus pada konsolidasi guna memperkuat fundamental Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia menekankan pentingnya pengurangan risiko fraud melalui interaksi langsung dengan berbagai BUMN.
“Penempatan personel di Danantara dilakukan dengan mempertimbangkan kompetensi dan profesionalisme, sehingga pengelolaan investasi dapat dijalankan oleh individu yang benar-benar berpengalaman,”ujar Donny Oskaria
Donny juga menambahkan bahwa Danantara mengelola dana yang bersumber dari dividen aset BUMN, bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan demikian, apabila terjadi kerugian, hal tersebut tidak akan berdampak pada keuangan negara. Untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas, pengawasan terhadap Danantara dilakukan secara berlapis, termasuk audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) guna mencegah potensi penyalahgunaan wewenang.

Sementara itu, Pandu menambahkan bahwa sektor swasta tetap menjadi mitra strategis bagi BUMN dalam ekosistem investasi Danantara.
“Danantara berperan sebagai agen pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada personalisasi investasi dan pengembangan keterampilan bernilai tinggi. Selain itu, mereka juga aktif merekrut talenta Indonesia yang berada di luar negeri untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor investasi nasional,” ujar Pandu
Pandu juga menekankan bahwa saat ini Danantara memprioritaskan tata kelola yang baik serta manajemen risiko yang ketat. Dengan strategi tersebut, diharapkan Danantara dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menyampaikan bahwa untuk tahap awal, Danantara akan berfokus pada investasi yang memiliki tingkat risiko rendah hingga menengah guna memastikan stabilitas.
“Kami mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar visi ini dapat terwujud,” ungkapnya.
Direktur Digital and Integrated Transaction Banking BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, menyatakan bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik serta manajemen risiko yang optimal akan membawa BUMN menuju standar perusahaan kelas dunia. Ia menambahkan bahwa momen ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan BUMN serta melanjutkan tren pertumbuhan positif di bawah kepemimpinan Menteri BUMN, Erick Thohir.
“Misi Danantara sebagai agen pertumbuhan ekonomi turut mendorong BNI dan BUMN lainnya untuk berperan aktif dalam menciptakan dampak positif bagi perekonomian nasional,” ujar Paolo dalam diskusi tersebut.
Lebih lanjut, Paolo menjelaskan bahwa keberadaan Danantara membuka peluang bagi perbankan BUMN untuk semakin kompetitif, baik di tingkat nasional maupun regional. “Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki ambisi agar sektor perbankan nasional mampu menjadi pemimpin di kawasan,” tambahnya.
“Kami optimistis Danantara dapat menjadi katalisator dalam mewujudkan cita-cita ini, sehingga perbankan BUMN dapat bersaing secara lebih optimal dengan bank swasta dan regional,” kata Paolo.