Jakarta – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan bahwa minat investor asing terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tetap tinggi dan menunjukkan komitmen kuat.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa beberapa perusahaan global, seperti Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan Huayou, telah menunjukkan keseriusannya dalam menanamkan modal di Tanah Air.
CATL berencana membangun fasilitas produksi baterai sel dengan kapasitas antara 6 hingga 15 Giga Watt Hour (GWh). Sementara itu, Huayou siap menggelontorkan investasi awal sekitar 9 miliar dolar AS untuk mendukung proyek kendaraan listrik. “Total investasi Huayou yang sudah masuk ke Indonesia telah mencapai sekitar US$ 9 miliar, berdasarkan pertemuan saya dengan chairman-nya baru-baru ini,” ujar Rosan di kawasan SCBD, Jakarta dikutip dalam laman berita satu pada Selasa (6/5).
Komitmen Baru dari Korea Selatan dan Vietnam
Selain perusahaan asal Tiongkok, investor dari Korea Selatan juga terus memperkuat kolaborasi strategis dengan Indonesia. Federation of Korean Industries (FKI) melakukan kunjungan ke Istana Merdeka pada Senin (28/4), menghasilkan komitmen investasi lanjutan dari sejumlah perusahaan Korea di sektor-sektor penting, termasuk hilirisasi nikel untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Dalam pertemuan tersebut, hadir 19 perwakilan pengusaha Korea, dengan 18 di antaranya sudah memiliki investasi aktif di Indonesia. Total investasi yang telah direalisasikan mencapai sekitar US$ 15,4 miliar, dan terdapat rencana tambahan investasi senilai US$ 1,7 miliar.
Beberapa proyek yang tengah berjalan antara lain investasi EcoPro di Morowali senilai US$ 500 juta untuk produksi precursor katoda dan smelter nikel. Sementara itu, LX International melanjutkan investasinya di sektor batubara, nikel, dan perkebunan dengan nilai yang juga mencapai US$ 500 juta.
Tak hanya dari Tiongkok dan Korea Selatan, Vietnam juga menunjukkan ketertarikan besar terhadap pasar Indonesia. Perusahaan otomotif VinFast Auto Ltd. berencana membangun 3.000 unit stasiun pengisian daya kendaraan listrik di berbagai wilayah Indonesia.
Regulasi yang Mendukung Jadi Kunci
Rosan menekankan bahwa tingginya minat investasi ini tak lepas dari kepercayaan investor terhadap konsistensi kebijakan dan regulasi pemerintah Indonesia. “Minat mereka tetap sangat kuat. Ini karena mereka melihat keseriusan Indonesia dalam menyediakan regulasi yang mendukung dan iklim investasi yang stabil,” jelasnya.