Jakarta – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, mengimbau warga agar tidak melakukan panic buying menyusul adanya aksi unjuk rasa yang terjadi di ibu kota dalam beberapa hari terakhir. Ia menegaskan, pasokan pangan strategis seperti beras, daging, ayam, telur, hingga cabai dalam kondisi cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga dua bulan ke depan.
“Masyarakat tidak perlu panik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjamin ketersediaan pangan mencukupi hingga dua bulan mendatang, dengan stok yang masih lebih dari cukup,” ujar Hasudungan dikutip dalam laman berita jakarta di Balai Kota, Senin (1/9).
Berdasarkan data KPKP, stok beras di Jakarta saat ini mencapai 303.297 ton, sementara kebutuhan hanya sekitar 156.745 ton. Pasokan daging sapi tersedia 40.418 ton dengan kebutuhan 11.999 ton. Untuk daging ayam, stok mencapai 74.940 ton, jauh di atas kebutuhan 30.176 ton.
Sementara itu, telur ayam tercatat 21.478 ton dibandingkan kebutuhan 19.525 ton. Cabai merah keriting tersedia 10.641 ton, lebih banyak dari kebutuhan 5.595 ton. Adapun bawang merah mencapai 8.688 ton (kebutuhan 4.677 ton) dan bawang putih 8.728 ton (kebutuhan 3.814 ton).
“Seluruh komoditas utama dalam kondisi aman dan terkendali,” tegasnya.
Terkait distribusi pangan bersubsidi, Hasudungan menyampaikan seluruh 213 gerai Kartu Jakarta Pintar (KJP) sudah kembali beroperasi normal. Dua gerai yang sempat ditutup karena terdampak unjuk rasa, yakni di Pasar Senen dan Poncol, kini telah dibuka kembali.
“Dua titik sempat ditutup, tetapi sekarang sudah aktif lagi. Jadi seluruh 213 gerai penukaran pangan subsidi sudah bisa melayani masyarakat,” jelasnya.
Hasudungan menambahkan, Pemprov DKI telah menyiapkan langkah antisipatif jika terjadi kembali aksi massa yang berpotensi mengganggu distribusi. Kendati demikian, ia menekankan bahwa stok pangan di Jakarta tetap dalam kondisi aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.