Tangerang – Wafatnya Andika Lutfi Fala, siswa SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang, usai mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR, Senayan, pada Kamis (28/8) memicu perhatian publik. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menduga ada pihak yang sengaja melibatkan anak-anak dalam demonstrasi.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima sejumlah informasi yang mengindikasikan adanya penggerakan anak di bawah umur untuk ikut serta dalam aksi massa.
“Kami mendapat laporan adanya ajakan lewat WhatsApp, yang awalnya menawarkan menonton konser atau pertandingan bola. Namun ternyata mereka diarahkan dan dihentikan di lokasi tertentu,” jelas Arifah saat mengunjungi rumah duka Andika di Puri Bidara, Tigaraksa, Tangerang, Rabu (3/9).
Merespons kondisi tersebut, Arifah menyatakan akan berkoordinasi dengan organisasi masyarakat perempuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terseret dalam aksi demonstrasi.
“Kami akan bekerja sama dengan berbagai organisasi perempuan untuk mengimbau masyarakat agar menjaga anak-anak dan keluarga mereka, tidak keluar rumah pada waktu tertentu, sehingga situasi lebih kondusif,” ujarnya.
Arifah juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian Andika.
Sebelumnya, Andika diduga mengalami benturan benda tumpul di bagian kepala. Tim medis menyebutkan ada retakan pada tempurung kepala bagian belakang yang membuat kondisinya kritis. Setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) dr. Mintohardjo, Jakarta, nyawa Andika akhirnya tidak tertolong.