30.3 C
Jakarta
Jumat, Oktober 3, 2025
BerandaTREN OTOMOBILBaterai Natrium-Ion Siap Gantikan Litium? Era Baru Kendaraan Listrik Dimulai

Baterai Natrium-Ion Siap Gantikan Litium? Era Baru Kendaraan Listrik Dimulai

Tiongkok – Forum Pengembangan Rantai Industri dan Standar Baterai Natrium-Ion 2025, para pakar menilai bahwa teknologi baterai natrium-ion (SIB) kini tengah bergerak dari tahap uji coba menuju komersialisasi skala luas. Menurut laporan Sina Finance dua hingga tiga tahun ke depan diperkirakan akan menjadi penentu posisi teknologi ini di pasar global, Li Jinghong, akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok sekaligus profesor Universitas Tsinghua, menekankan pentingnya diferensiasi dalam pengembangan baterai natrium-ion, bukan sekadar menggantikan peran baterai litium-ion.

Ia menyoroti sejumlah keunggulannya, seperti daya keluaran tinggi, performa stabil di suhu rendah, tingkat keamanan lebih baik, serta biaya yang relatif ekonomis. Berkat karakteristik tersebut, SIB dinilai cocok digunakan untuk kendaraan hibrida, UPS, penyimpanan energi dengan pengaturan frekuensi, hingga pengganti baterai timbal-asam.

Beberapa peserta forum menambahkan, arah industri kini telah bergeser dari sekadar “disrupsi harga” pasca lonjakan harga litium pada 2021, menuju penciptaan nilai nyata. Fokus pengembangan lebih banyak diarahkan pada peningkatan skala produksi, penurunan biaya, peningkatan kepadatan energi, serta penyesuaian produk dengan kebutuhan spesifik pasar. Para ahli sepakat bahwa tahun 2026 kemungkinan akan menjadi tonggak dimulainya penggunaan komersial berskala besar.

Meski kapasitas energi natrium-ion masih lebih rendah dibanding litium-ion, teknologi ini menawarkan keunggulan seperti konduktivitas ionik yang lebih baik, pengisian dan pelepasan daya lebih cepat, serta ketahanan suhu rendah. Hal ini membuatnya ideal untuk kendaraan komersial, mesin pertambangan, alat konstruksi, mesin pertanian, hingga sistem hibrida berbasis baterai dan sel bahan bakar.

Melansir dari laman carnewschina, dalam risetnya, Li Jinghong merekomendasikan kombinasi material vanadium natrium fosfat dengan anoda karbon keras sebagai basis utama untuk pengembangan SIB berdaya tinggi, berkat stabilitas struktur dan tegangan operasional yang optimal.

Sejalan dengan itu, raksasa baterai CATL juga telah memasukkan natrium-ion dalam peta jalan teknologinya. Pada April lalu, CATL memperkenalkan baterai natrium-ion produksi massal pertama di dunia, mencakup sistem tenaga mobil penumpang hingga baterai starter untuk truk berat. Teknologi terbaru ini diklaim mampu mencapai kepadatan energi 175 Wh/kg, mendukung jarak tempuh kendaraan listrik hingga 500 km, dan berpotensi memenuhi 40 persen permintaan kendaraan penumpang domestik.

Sementara itu, Li Shujun, General Manager Beijing Zhongke Haina Technology, menyebut baterai natrium-ion sudah berkembang dari tahap validasi prototipe menuju komersialisasi awal. Ia memproyeksikan biaya produksi dapat turun signifikan seiring peningkatan kepadatan energi dan efisiensi produksi massal—bahkan berpotensi menyusut hingga setengahnya dalam 2–3 tahun mendatang. Saat ini, SIB telah mencapai kepadatan energi 165 Wh/kg, ketahanan 10.000 siklus pada 2°C, serta kinerja stabil dari suhu -40°C hingga 45°C. Biaya produksi massal diperkirakan 0,4–0,5 yuan/Wh, dan dapat turun hingga 0,3 yuan/Wh, setara dengan baterai litium-besi fosfat.

Dari sisi regulasi, upaya standardisasi juga terus digencarkan. He Penglin, Wakil Direktur Institut Standardisasi Elektronik Tiongkok, menyebut sudah ada dua standar nasional yang terbit dan 11 standar lain dalam tahap penyusunan, ditambah empat standar internasional yang dipimpin Tiongkok. Uji performa terhadap 44 perusahaan menunjukkan SIB unggul dalam kinerja suhu rendah sekaligus terbukti aman, memperkuat potensinya sebagai pengganti baterai timbal-asam.

Dukungan pemerintah pun semakin nyata. Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi bersama Badan Energi Nasional Tiongkok menempatkan natrium-ion sebagai prioritas dalam agenda penyimpanan energi baru, dengan kebijakan yang diarahkan untuk mendorong pengembangan berkualitas tinggi.

Industri sepakat bahwa baterai natrium-ion kini berada di persimpangan penting. Dengan jalur teknis yang jelas, dukungan regulasi, serta skenario aplikasi yang semakin matang, teknologi ini menunjukkan momentum positif. Para pakar menilai keberhasilan SIB akan ditentukan oleh keunggulannya dalam daya tinggi, ketahanan suhu rendah, keamanan, dan efisiensi biaya, sambil terus meningkatkan kepadatan energi.

Periode 2025–2026 pun dianggap sebagai jendela krusial untuk memperkuat posisi baterai natrium-ion di pasar niche sekaligus menandai dimulainya komersialisasi besar-besaran.

Baca Juga

Mau Mudik Nataru? Pemerintah Siapkan Diskon Transportasi Umum Hingga 30 Persen

Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menyiapkan sejumlah kebijakan...

DPR Ketok Palu, UU BUMN Resmi Disahkan Rangkap Jabatan Menteri dan Wamen Dilarang

Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan Rancangan...

Rahasia Dapur MBG Polri: Cuci 3 Tahap dan Oven Steril Anti Bakteri

Jakarta - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri memastikan...

Pecahkan Rekor MURI, Ribuan Pelajar Serentak Naik Commuter Line

  Jakarta - KAI Commuter berhasil mencatat prestasi dengan menerima...

Megawati Ingatkan Anak Muda: Jaga Biodiversitas Demi Kedaulatan Bangsa

Yogyakarta - Indonesia sebagai negara dengan megabiodiversitas memegang peran...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini