Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai upaya memperkuat deteksi dini, pencegahan penyakit, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat, yang mendukung Asta Cita Presiden 2024–2029. Melalui CKG, pemerintah berkomitmen memperluas akses layanan kesehatan agar seluruh warga, tanpa memandang status sosial, memiliki kesempatan yang sama untuk menjaga kesehatannya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, layanan CKG kini tidak lagi hanya tersedia saat momen ulang tahun Jakarta, melainkan dapat dimanfaatkan kapan saja. Program ini juga ditujukan untuk mempercepat pencapaian target nasional pemeriksaan kesehatan 36 persen pada 2025 dan meningkat hingga 70 persen pada 2029.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Sri Puji Wahyuni, menjelaskan bahwa Pemprov DKI menerapkan strategi kolaboratif dan pendekatan berbasis wilayah agar seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses layanan tersebut.
Menurutnya, pelaksanaan CKG dilakukan melalui Suku Dinas Kesehatan di enam wilayah administrasi, tidak hanya di Puskesmas atau Puskesmas Pembantu, tetapi juga menjangkau masyarakat lewat kegiatan berbasis komunitas — mulai dari perkantoran, pusat olahraga, hingga acara publik.
“Kami juga mengintegrasikan kegiatan skrining kesehatan di dalam maupun luar gedung yang dilakukan Puskesmas ke dalam Program CKG,” ujar Puji dikutip dari laman berita jakarta.
Ia menambahkan, pendekatan lintas sektor turut diperkuat dengan melibatkan camat, lurah, kader kesehatan, serta tokoh masyarakat, sehingga layanan pemeriksaan kesehatan dapat diakses secara merata, inklusif, dan berkelanjutan, termasuk bagi kelompok dengan akses terbatas.
Untuk pencatatan dan pelaporan, seluruh data hasil pemeriksaan dikumpulkan melalui platform ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Pemprov DKI juga mengembangkan JAKSAFE, yaitu platform skrining mandiri digital yang dirancang oleh Pusdatin Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai sistem pencatatan kegiatan di luar fasilitas Puskesmas.
Hasil pemeriksaan kesehatan warga kemudian dikirimkan melalui Rapot Kesehatan Digital, yang dapat diakses lewat aplikasi Satu Sehat Mobile atau WhatsApp Chatbot Kementerian Kesehatan. Seluruh tindak lanjut hasil pemeriksaan juga dicatat melalui Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) yang telah terhubung dengan platform nasional Satu Sehat.
“Dengan sistem yang terintegrasi ini, pemantauan kesehatan masyarakat dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terdokumentasi dengan baik,” jelas Puji.
Lebih lanjut, Pemprov DKI juga mendorong kolaborasi multi-pihak untuk memperluas jangkauan Program CKG. Kerja sama dilakukan dengan berbagai fasilitas kesehatan swasta, rumah sakit, klinik, perusahaan, serta komunitas lokal agar layanan pemeriksaan kesehatan semakin dekat dengan masyarakat.
Kemitraan juga dibangun dengan perguruan tinggi, instansi pemerintah maupun swasta, serta media dan platform digital untuk memperkuat publikasi dan edukasi pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala.
Sementara itu, praktisi kesehatan Sukma Aditya Putra menilai Program CKG bukan sekadar layanan pemeriksaan gratis, melainkan gerakan besar yang menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan adalah investasi utama kehidupan.
“Kolaborasi antara inovasi digital seperti ASIK dan JAKSAFE membuat layanan kesehatan kini benar-benar hadir di genggaman warga. Deteksi dini penyakit tak lagi terhambat oleh jarak atau waktu,” ungkap Aditya.
Ia menilai, inisiatif ini merupakan terobosan visioner yang menggabungkan layanan langsung dengan transformasi digital.
“Dampaknya sangat terasa. Masyarakat lebih sadar pentingnya pemeriksaan dini, data kesehatan lebih terintegrasi, dan langkah pencegahan bisa dilakukan cepat serta tepat sasaran. Inilah bukti nyata menuju Jakarta sebagai kota global yang masyarakatnya sehat, tangguh, dan berdaya,” tandasnya.

