Aceh – Lima nelayan asal Aceh yang sebelumnya dilaporkan hilang akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Mereka nekat melompat ke laut di perairan Kepulauan Aru, Maluku, setelah mengalami perlakuan tidak manusiawi dan bekerja tanpa kontrak resmi.
Kelima nelayan tersebut tiba kembali di Aceh Timur pada Minggu (24/8/2025). Suasana haru menyelimuti penyambutan mereka oleh keluarga serta Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Alfarlaky.
Menurut Alfarlaky, para nelayan itu bekerja di kapal penangkap cumi selama berbulan-bulan tanpa kontrak kerja dan tidak mendapatkan hak sebagaimana mestinya.
“Karena tidak ada kepastian dan merasa diperlakukan semena-mena, mereka memilih melarikan diri dengan cara melompat ke laut,” ujar Alfarlaky dalam keterangan tertulis, Senin (25/8).
Insiden pelarian terjadi saat kapal berada sekitar delapan mil dari pantai Kepulauan Aru. Dengan penuh risiko, para nelayan terjun ke laut dan berusaha berenang ke daratan. Meski sempat terpisah di tengah laut, mereka akhirnya ditolong oleh nelayan setempat dan sempat ditampung di rumah salah seorang tokoh masyarakat bernama Rudi.
Proses pencarian dan evakuasi bermula dari laporan keluarga kepada Bupati Aceh Timur. Salah satu korban sempat mengirimkan titik koordinat lokasi melalui aplikasi WhatsApp, yang menjadi petunjuk penting dalam upaya penyelamatan.
Kelima nelayan tersebut diketahui terdampar di Kepulauan Aru sejak 6 Agustus 2025. Mereka adalah Osama (23) dan Ahyatul Kamal (22) asal Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur; Mohamad Azhar (22) dari Kecamatan Rantau Selamat, Aceh Timur; serta Abdul Asis (20) dan Ahmad Idrus (20) dari Kabupaten Aceh Tamiang.
Kasus ini kembali membuka mata tentang praktik kerja paksa dan eksploitasi yang masih marak di sektor perikanan. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk memberikan pendampingan hukum, perlindungan, serta pemulihan bagi para korban.