Jakarta – Inovasi bukan hanya tentang kecepatan dan efisiensi, melainkan tentang memahami manusia di balik setiap data serta menghadirkan kesempatan finansial yang lebih adil dan inklusif.
Filosofi tersebut menjadi dasar dari setiap langkah strategis Amar Bank, dengan satu pertanyaan utama yang selalu dipegang: Bagaimana teknologi dapat benar-benar meningkatkan kualitas hidup masyarakat? Pertanyaan tersebut diwujudkan melalui penerapan Artificial Intelligence (AI) di berbagai lini operasional, mulai dari analisis kredit hingga layanan pelanggan.
Langkah ini sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong ekosistem keuangan digital yang bertanggung jawab dan beretika. Berdasarkan data Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), adopsi AI di sektor keuangan nasional meningkat lebih dari 60% dalam dua tahun terakhir. Namun bagi Amar Bank, angka tersebut baru permulaan menuju visi besar: memadukan kecerdasan data dengan empati manusia.
“Empathy Through Data”
Direktur Utama Amar Bank, Vishal Tulsian, menegaskan bahwa bagi perusahaannya, AI bukan hanya sekadar algoritma.
“Bagi kami, AI tidak hanya tentang teknologi cerdas, tapi tentang empathy through data — memahami kebutuhan, perilaku, dan tantangan finansial masyarakat agar kami bisa memberikan solusi yang relevan dan manusiawi,” ujarnya.
Menurut Vishal, penerapan AI adalah bentuk empati berbasis data. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga efisiensi internal. Dengan sistem otomatisasi dan analisis real-time, tim Amar Bank dapat fokus pada inovasi dan pelayanan yang lebih personal serta berkelanjutan.
Melalui sistem AI, Amar Bank mampu mempelajari perilaku finansial nasabah dengan lebih mendalam. Teknologi ini mempercepat proses credit scoring, mengurangi bias manusia, dan memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat yang sebelumnya belum tersentuh layanan perbankan formal.
“Dulu banyak orang gagal mengajukan kredit karena tidak memiliki riwayat keuangan yang lengkap,” lanjut Vishal. “Sekarang, berkat AI, kami dapat menilai mereka berdasarkan perilaku finansial aktual, bukan sekadar data di atas kertas.”
AI yang Bekerja di Balik Layar
Teknologi AI di Amar Bank mungkin tidak selalu terlihat, tetapi dampaknya terasa nyata. Sistem machine learning menganalisis ribuan variabel perilaku keuangan untuk menilai risiko, memahami kebiasaan nasabah, dan mengambil keputusan secara cepat dan akurat.
Direktur TI dan Operasional Amar Bank, Kevin Kane, menjelaskan, “AI di Amar Bank dirancang tidak hanya untuk mengolah data, tetapi juga memahami konteks di baliknya. Dengan kemampuan real-time underwriting dan analisis perilaku, kami mampu memberikan keputusan yang cepat, aman, dan sesuai kebutuhan masyarakat.”
Selain mempercepat penilaian kredit, AI juga memperkuat keamanan digital melalui verifikasi wajah via video call, menggantikan proses manual berbasis foto. Sementara itu, virtual assistant Amar Bank hadir untuk membantu nasabah dari awal interaksi hingga penyelesaian keluhan, dengan waktu tanggapan jauh lebih singkat dibandingkan metode konvensional.
Dampak nyata transformasi ini sudah mulai terlihat. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya kesulitan mengakses pembiayaan kini dapat memperoleh kredit berkat model AI yang lebih inklusif. Proses verifikasi menjadi lebih cepat dan aman, sedangkan keluhan nasabah kini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan menit.
“Transformasi berbasis AI ini bukan sekadar untuk mempercepat layanan,” tutur Vishal, “tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat agar bisa menikmati manfaat keuangan digital tanpa kehilangan sentuhan manusia.”

