29.7 C
Jakarta
Selasa, Juli 8, 2025
BerandaKATA BERITASENI BUDAYATIM, Mercusuar Seni Indonesia yang Hidup Selama 56 Tahun

TIM, Mercusuar Seni Indonesia yang Hidup Selama 56 Tahun

Jakarta – Taman Ismail Marzuki (TIM) telah menjadi warisan budaya Indonesia sejak didirikan pada tahun 1968. Lebih dari lima dekade, TIM menjadi pusat perkembangan seni lokal, dari teater, musik, film, hingga sastra. Para seniman legendaris bertemu dengan bakat-bakat baru, menciptakan lanskap budaya yang memperkaya wajah seni Indonesia.

“Taman Ismail Marzuki bisa dibilang lebih dari sekadar tempat pertemuan. TIM adalah penghormatan hidup bagi semangat seni Indonesia,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Iwan Henry Wardhana dikutip dari keterangan tertulis pada Senin (4/11)

Pada 10 November, perayaan tahunan hari jadi TIM akan menyatukan berbagai bentuk seni, mulai dari tari tradisional hingga teater modern, musik tradisi hingga musik kontemporer, pembacaan puisi hingga instalasi seni interaktif. TIMFest ke-56 tahun ini mengundang publik untuk berkontribusi dalam ekosistem TIM yang dinamis.

TIM, Mercusuar Seni Indonesia yang Hidup Selama 56 Tahun
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Iwan Henry Wardhana memberi keterangan pers terkait perayaan tahunan TIMFest 2024 di Jakarta, Senin (4/11/2024) (katafoto/HO/TIMFest)

“Ini adalah panggung di mana masa lalu, masa kini, dan masa depan bertemu, memungkinkan talenta baru untuk terhubung dengan tradisi yang abadi,” ungkap Ketua Bidang Dewan Kesenian Jakarta, Bambang Prihadi.

TIMFest 2024 akan diadakan dari tanggal 7 hingga 10 November, dengan berbagai kegiatan seperti fashion show, art culinary, pemutaran film independen dari filmmaker muda, serta pameran seni dan musik dari berbagai genre. Puncaknya, pidato kebudayaan yang menjadi agenda tahunan prestisius akan disampaikan oleh sutradara ternama Garin Nugroho dengan tema “Etika, Seni, dan Demokrasi” di Graha Bhakti Budaya pada 10 November 2024.

“Pidato kebudayaan ini menjadi ruang refleksi yang mendalam terhadap perkembangan budaya, politik, dan sosial di Indonesia. Tahun ini, Bapak Garin Nugroho akan menyampaikannya dengan tema ‘Etika, Seni, dan Demokrasi’,” ungkap Anisa Nastiti, Ketua TIMFest sekaligus anggota Dewan Kesenian Jakarta Komite Film dan Komisi Filantropi.

Rangkaian acara TIMFest menjadi refleksi karya seni Indonesia untuk mempromosikan potensi seni budaya DKI Jakarta, agar lebih dikenal dan dimaknai oleh masyarakat luas. TIMFest juga bertujuan menciptakan iklim kebersamaan bagi pelaku seni sekaligus inovasi yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat.

“Kegiatan ini menjadi wadah untuk menumbuhkan kreativitas talenta muda, memberi mereka ruang berinovasi, serta melestarikan seni dan budaya Indonesia,” tutup Kepala UP PKJ TIM, Arif Rahman.

Baca Juga

Mahasiswa Papua Ciptakan AI Polinef dengan Keterbatasan Perangkat

Paulus Rosario Hegemur, mahasiswa D-3 Manajemen Informatika Politeknik Negeri...

Musikal Petualangan Sherina, Nostalgia yang Dikemas Modern dan Emosional

Jakarta - Setelah menuai kesuksesan pada tiga musim pertunjukan...

Hemat Ratusan Juta Rupiah, Teknologi Face Recognition KAI Dukung SDGs

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) memperkuat komitmennya...

Harga Referensi CPO Naik, Ekspor Kakao Turun, Ini Rinciannya

Jakarta - Pemerintah menetapkan Harga Referensi (HR) untuk komoditas...

Harga Nintendo Switch di Kanada Meroket, Switch 2 Jadi Alternatif Menarik

Nintendo akan segera memberlakukan perubahan besar di pasar Kanada,...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini