Bandung – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah merencanakan pengenalan mata pelajaran coding sebagai pilihan di tingkat SD dan SMP mulai tahun ajaran mendatang. Hal ini diungkapkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam kunjungan kerjanya ke SMP Prima Cendekia Islami, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (21/11)
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pengenalan coding akan dilakukan bertahap, bergantung pada kesiapan sekolah, guru, serta sarana dan prasarana.
“Tentu tidak mulai dari kelas 1. Kemungkinan dimulai dari kelas 4, 5, atau 6, tergantung kesiapan sekolah. Ini masih dalam tahap proses kajian,” ungkapnya dikutip dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, coding bukanlah hal baru, mengingat beberapa sekolah, termasuk SMP Prima Cendekia Islami, telah lebih dulu menerapkannya.
“Kemendikdasmen sedang mengeksplorasi apakah coding dapat menjadi mata pelajaran mandiri atau diintegrasikan dengan mata pelajaran lain,” imbuhnya.
Menteri Mu’ti menilai coding dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran prakarya atau keterampilan. Proyek-proyek siswa, seperti pengembangan aplikasi atau program sederhana, dapat menjadi bagian dari pembelajaran. Ia juga mengusulkan peningkatan jumlah jam pelajaran coding atau menjadikannya sebagai mata pelajaran tersendiri, meskipun hal ini masih perlu kajian lebih lanjut.
SMP Prima Cendekia Islami sebagai Contoh Penerapan Coding
SMP Prima Cendekia Islami menjadi salah satu sekolah yang telah menerapkan coding sejak awal berdirinya pada tahun 2021. Kepala Sekolah, Beny Saputro, mengatakan bahwa sekolah berbasis digital ini mengintegrasikan coding dalam berbagai program pendidikan untuk menghadapi tantangan era teknologi 4.0 dan Society 5.0.
“Coding menjadi bagian penting dalam memenuhi kebutuhan pendidikan di era digital,” ujarnya.
Sofhia Nabilah, Guru Informatika di sekolah tersebut, mengatakan bahwa pembelajaran coding diutamakan dalam bentuk praktik, seperti membuat laman, permainan, dan film. Dukungan dari orang tua siswa serta fasilitas pembelajaran yang memadai turut mendorong antusiasme siswa.
“Meski butuh kesabaran dalam mengajar remaja, kami berusaha memberikan penjelasan yang detail agar siswa mudah memahami,” jelasnya.
Sofhia berharap pendidikan coding dapat diterapkan merata di semua sekolah, disertai dukungan pemerintah berupa pelatihan guru dan pengadaan fasilitas.

Menurut Noer Sobariah, Pengawas Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, saat ini 35 dari total 388 SMP di Kabupaten Bandung telah menerapkan coding sebagai mata pelajaran pilihan.
“Sekolah-sekolah tersebut, baik negeri maupun swasta, mulai mengintegrasikan coding dalam kurikulum mereka,” ujarnya.
SMP Prima Cendekia Islami memiliki 294 siswa, 25 guru, dan 10 tenaga kependidikan. Sekolah ini dikenal dengan berbagai program unggulan yang diterapkan secara sistematis, menjadikannya contoh penerapan pembelajaran berbasis teknologi di Indonesia.
Dengan adanya langkah ini, Kemendikdasmen diharapkan mampu mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan teknologi di masa depan.