Pekerja menunjukkan sekam padi (rice husk) sebagai bahan baku pembuatan PlanaWood dan PlanaBrick di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja menuangkan sekam padi (rice husk) sebagai bahan baku pembuatan PlanaWood dan PlanaBrick di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja mengolah sampah plastik dan sekam padi (rice husk) untuk diproses menjadi pelet kayu di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja mengolah sampah plastik dan sekam padi (rice husk) untuk diproses menjadi pelet kayu di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja menunjukkan pelet kayu yang terbuat dari sekam dan limbah plastik di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja mencetak PlanaWood dan PlanaBrick yang terbuat dari sampah plastik dan sekam padi (rice husk) di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja mencetak PlanaWood dan PlanaBrick yang terbuat dari sampah plastik dan sekam padi (rice husk) di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja mengangkat PlanaWood dan PlanaBrick yang terbuat dari sampah plastik dan sekam padi (rice husk) di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja mengangkat PlanaWood dan PlanaBrick yang terbuat dari sampah plastik dan sekam padi (rice husk) di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Pekerja mengecek PlanaWood dan PlanaBrick yang terbuat dari sampah plastik dan sekam padi (rice husk) di fasilitas produksi Plana, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/02/2024) (katafoto/Fery Pradolo)
Jakarta – Menurut data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), jumlah wirausaha sosial di Indonesia pada 2023 mencapai sekitar 20.000. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 15.000. Peningkatan ini perlu terus didorong mengingat masih besarnya masalah disparitas pendapatan, akses ke pendidikan, kesehatan, tingkat pengangguran, dan kesenjangan sosial di Indonesia.
Wirausaha sosial memiliki peran penting dalam menciptakan solusi berdampak bagi masyarakat rentan, berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan, serta menerapkan prinsip keberlanjutan dalam operasional bisnisnya. Salah satu contoh wirausaha sosial yang sukses adalah Plana, yang mengolah sampah plastik dan sekam padi menjadi bahan bangunan inovatif seperti PlanaWood dan PlanaBrick yang ramah lingkungan dan tahan lama.
Plana menjadi salah satu penerima dana hibah dalam program DBS Foundation Business for Impact Grant Award Programme 2023. Plana berhasil menonjol di antara lebih dari 1.000 pelamar dari enam negara di Asia. Sepanjang tahun 2024, Plana telah mengolah 90 ton sampah plastik dan sekam padi menjadi bahan bangunan berkelanjutan.
Dengan kapasitas produksi yang terus berkembang, Plana mampu mengelola 8 ton sampah plastik dan 16 ton sekam padi setiap bulan, yang kemudian diolah menjadi pelet kayu. Bahan baku ini diperoleh dari para petani dan pemulung, menciptakan dampak sosial positif bagi komunitas mereka.
Bank DBS Indonesia turut mendukung inovasi dari wirausaha sosial seperti Plana dalam upaya mengurangi dampak negatif sampah plastik sekaligus mendukung kelestarian lingkungan. DBS Foundation telah mendistribusikan dana hibah lebih dari Rp8 miliar kepada empat wirausaha sosial di Indonesia, sebagai bagian dari komitmennya untuk mendorong bisnis yang memiliki dampak sosial dan lingkungan yang positif.