Purwakarta – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, meresmikan PT Goday Food Bukit Indah, sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang bergerak di sektor pangan olahan, pada Jumat (7/3). Pabrik yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, ini diharapkan mampu membawa inovasi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi serta daya saing produk pangan olahan di Indonesia.
Taruna Ikrar menyoroti pentingnya pelaku usaha PMA untuk memahami regulasi yang berlaku di Indonesia, terutama terkait Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dan Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CPerPOB). Ia juga mendorong pengembangan produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah guna mendukung pola konsumsi yang lebih sehat serta mengurangi risiko penyakit tidak menular.
“Komitmen terhadap keamanan, mutu, dan gizi produk harus tetap dijaga sesuai standar BPOM yang telah ditetapkan saat registrasi. Perubahan apapun harus dikomunikasikan dengan BPOM,” tegasnya dikutip dalam keterangan tertulis.

Penerapan Standar Keamanan Pangan dan Sertifikasi BPOM
PT Goday Food Bukit Indah telah memenuhi standar keamanan pangan sesuai dengan regulasi BPOM, termasuk penerapan CPPOB. Sebagai bentuk pengakuan, BPOM telah menerbitkan Izin Penerapan CPPOB untuk dua jenis produk serta tiga nomor izin edar bagi produk bakery dan makanan ringan.
Taruna Ikrar juga berharap praktik industri yang diterapkan di pabrik ini dapat menjadi contoh bagi pengembangan pabrik serupa di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. BPOM berkomitmen untuk memberikan pendampingan guna memastikan industri pangan berkembang dengan standar yang tinggi dan berkelanjutan.
“Kolaborasi antara regulator dan pelaku usaha diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri pangan yang sehat, inovatif, dan kompetitif di pasar domestik maupun internasional,” ujarnya.
Komitmen Perusahaan terhadap Kualitas dan Kepercayaan Konsumen
Chief Executive Officer (CEO) PT Goday Food Bukit Indah, Su Haijun, menyampaikan apresiasinya kepada BPOM dan pemerintah Indonesia atas penerapan standar ketat dalam keamanan pangan. Menurutnya, kebijakan tersebut berperan penting dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap produk pangan olahan.
“Kami memastikan bahwa harga yang terjangkau tidak berarti mengorbankan kualitas. Produksi dalam skala besar tetap harus mempertahankan standar tinggi,” ungkap Su Haijun.
Pabrik ini diperkirakan akan menciptakan lebih dari 1.000 lapangan kerja, memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Su Haijun juga mengungkapkan bahwa keputusannya untuk berinvestasi di Indonesia didasarkan pada potensi besar negara ini sebagai pusat populasi di Asia Tenggara dengan permintaan tinggi terhadap produk pangan berkualitas.
“Kami yakin bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam industri pangan. Kami ingin berbagi visi untuk menghadirkan camilan lezat dan bergizi yang dapat dinikmati oleh setiap keluarga dengan harga yang terjangkau,” tambahnya.