26.6 C
Jakarta
Minggu, Juni 1, 2025
BerandaKATA EKBISCSR dan ESGLangkah SIG dalam Konservasi Warisan Arkeologi di Sulawesi Selatan

Langkah SIG dalam Konservasi Warisan Arkeologi di Sulawesi Selatan

Jakarta – Langkah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dalam konservasi warisan arkeologi dan budaya di Bulu Sipong IV, Pangkep, Sulawesi Selatan, mendapat apresiasi positif dari SPAFA International Conference on Southeast Asian Archaeology and Fine Arts (SPAFACON) 2024.

SPAFACON merupakan forum internasional untuk berbagi dan memperbarui pengetahuan arkeologi serta budaya dan seni di Asia Tenggara. Agenda tahunan ini diselenggarakan oleh Pusat Arkeologi dan Seni Rupa Regional, Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO SPAFA) yang berlangsung selama lima hari pada 10-14 Juni 2024, di Bangkok, Thailand.

Senior Specialist in Archaeology and Head of the Organizing Team of SPAFACON, Dr Noel Hidalgo Tan mengatakan, SIG telah menunjukkan kepedulian terhadap situs arkeologi dan warisan budaya di Asia Tenggara. Kepedulian tersebut salah satunya dibuktikan dengan merilis Dokumen Rencana Pengelolaan Warisan Budaya (Cultural Heritage Management Plan/CHMP) atas situs prasejarah di Bulu Sipong IV.

Tim dari Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX melakukan kajian pada lukisan dinding gua prasejarah di Bulu Sipong, Pangkep, Sulawesi Selatan (katafoto/HO/SIG)

“Kami sangat mengapresiasi kepedulian SIG dalam perlindungan dan pengelolaan situs arkeologi di kawasan AsiaTenggara, sekaligus berterima kasih atas partisipasinya dalam SPAFACON 2024. SIG adalah contoh dari sedikit perusahaan yang berperan aktif dalam upaya konservasi situs arkeologi. Kami berharap kepedulian SIG ini dapat dicontoh oleh perusahaan lain di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara,” ujar Dr Noel Hidalgo Tan.

Akademisi UNHAS, Dr Yadi Mulyadi mengatakan, Karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan kaya akan situs seni cadas yang terkenal sebagai lukisan gua tertua di dunia. Pada menara karst terdapat banyak tempat tinggal atau perlindungan alami yang dibuat dari bebatuan dengan gambar binatang dan manusia berusia lebih dari 40.000 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian oleh PT Semen Tonasa bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan (kini Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX) dan Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep pada 2018, beberapa situs prasejarah tersebut berada dalam konsesi tambang tanah liat yang dikelola oleh anak perusahaan SIG, PT Semen Tonasa.

SVP Sustainability Office SIG, Johanna Daunan menjelaskan, PT Semen Tonasa atas rekomendasi dari SIG, telah menetapkan kawasan Bulu Sipong seluas 31,64 hektare atau 11,3% dari total lahan tambang seluas 280 hektare sebagai kawasan konservasi. Dalam pengelolaan Bulu Sipong, PT Semen Tonasa secara aktif menjalin kerjasama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX.

SVP Sustainability Office SIG, Johanna Daunan memaparkan langkah SIG dalam konservasi warisan arkeologi dan budaya di Bulu Sipong IV, Pangkep, Sulawesi Selatan, pada forum arkelogi internasional SPAFA International Conference on Southeast Asian Archaeology and Fine Arts 2024 di Bangkok, Thailand. (katafoto/HO/SIG)

Upaya yang telah dilakukan dalam pengelolaan Bulu Sipong, antara lain dengan pemantauan getaran dan udara ambien secara berkala oleh pihak ketiga. Hasilnya, nilai getaran terjaga di bawah standar nasional untuk bangunan cagar budaya, begitu pula kualitas udara ambien di sekitar situs juga terjaga sesuai standar Kementerian Lingkungan Hidup.

Sejak 2018 hingga saat ini, PT Semen Tonasa telah bekerjasama dengan Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep melalui penanaman 409 tanaman endemik dan total 863 tanaman untuk menambah keanekaragaman flora di Taman Kehati, di antaranya eboni (diospyros celebica), kayu kuku (pericopsis mooniana), dan bitti (vitex cofassus) yang merupakan tanaman endemik lokal. Kemudian ada juga beragam tanaman buah seperti jeruk, mangga, kelapa, rambutan, alpokat, durian dan sawo.

Johanna Daunan menambahkan, untuk memaksimalkan upaya pengelolaan, PT Semen Tonasa merilis CHMP atau dokumen kajian yang merinci kebijakan yang tepat dalam segi pengelolaan warisan budaya baik tangible maupun intangible heritage, sehingga culture value dari kawasan tersebut tetap dapat dipertahankan hingga di masa yang akan datang. CHMP akan berfungsi sebagai panduan pengelolaan warisan budaya yang dimiliki oleh Perusahaan, termasuk Bulu Sipong yang merupakan situs cagar budaya, sehingga dapat dikelola dengan baik secara berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai budaya yang ada.

CHMP ditetapkan melalui serangkaian hasil penelitian literatur, Focus Group Discussion (FGD) dan observasi lapangan yang melibatkan Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX, para pakar arkeologi, antropologi, geologi, keanekaragaman hayati, pariwisata serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Serangkaian FGD bersama masyarakat dilaksanakan sebagai upaya menggali lebih dalam potensi arkeologi dan sejarah yang terkandung di dalam area konsesi PT Semen Tonasa serta rencana pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.

Baca Juga

Tren Tanaman Hias Meningkat, TIKI Hadirkan Layanan Khusus Pengiriman Tanaman

Jakarta - Tren merawat tanaman hias terus tumbuh dalam...

Potret Sunyi Relokasi Makam di Tengah Proyek Tol Yogyakarta-Bawen

  Yogyakarta - Di bawah langit biru, suara doa pelan...

Inovasi Garda Oto 2025: Virtual Survey Jawab Kebutuhan Pelanggan Modern


Jakarta - Selama hampir 30 tahun, Garda Oto, produk...

Tembus 89 Ribu Pendaftar, UGM Pertahankan Status Kampus Terfavorit

Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali membuktikan diri...

Seru! Beli Hewan Kurban di Surabaya Dapat Doorprize Kompor dan Boneka

Surabaya - Menjelang Iduladha, pedagang hewan kurban di kawasan...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini