Subang – PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen meningkatkan produktivitas Program Makmur (“Mari Kita Majukan Usaha Rakyat”) dengan menerapkan teknologi pertanian presisi “Preci-Rice” pada budidaya padi di Desa Mekarjaya, Kecamatan. Compreng, Subang, Jawa Barat. Dalam panen yang dihadiri Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, Senin (21/10), para petani Mekarjaya berhasil meningkatkan hasil panen dari 10 ton/Ha menjadi 11 ton/Ha.
“Produktivitas padi di Subang sudah tinggi, bahkan jauh di atas rata-rata nasional. Alhamdulillah dengan teknologi Preci-Rice, hasil panen masih bisa ditingkatkan. Ada kenaikan sebesar 8,54 persen,” ungkap Tri Wahyudi Saleh.
Preci-Rice adalah teknologi yang dikembangkan oleh Pupuk Indonesia untuk mendeteksi kandungan hara tanah berupa N, P, dan K pada tanaman padi. Teknologi ini menggunakan drone yang mampu memberikan rekomendasi pemupukan padi secara cepat dan tepat sesuai kebutuhan tanaman.

Program Makmur yang bekerja sama dengan Kelompok Tani Sumber Jaya di Desa Mekarjaya, Preci-Rice memetakan lahan seluas 174 Ha. Rekomendasi Preci-Rice meliputi penggunaan NPK sebanyak 368 kg/Ha dan Urea 189 kg/Ha.
Di lapangan, petani menggunakan 200 kg NPK dan 200 kg Urea pada umur 7 – 15 HST, yang didapat dari alokasi pupuk subsidi sesuai RDKK pada pemupukan pertama. Karena ada selisih kebutuhan pupuk dari hasil Drone Mapping Preci-Rice, maka dilakukan penambahan pupuk non-subsidi Nitrea sebanyak 100 kg, NPK Phonska Plus 150 kg, dan Nitrokal 50 kg pada pemupukan kedua di umur 25 – 30 HST.
“Kami memberikan pendampingan dengan melakukan pemetaan drone mengenai kesuburan tanaman. Kami melihat unsur apa yang kurang dari tanaman, sehingga para petani tidak sembarangan menggunakan pupuk, Ini adalah bagian dari edukasi kami. Jumlah anakan tanaman padi dengan pemupukan presisi sangat banyak, sehingga hasil panen lebih optimal,” ujar Tri Wahyudi Saleh.
Teknologi Preci-Rice ini mendukung layanan Mobil Uji Tanah (MUT) yang digunakan dalam pendampingan budidaya Program Makmur. Jika Preci-Rice mendeteksi kebutuhan hara pada tanaman, MUT mendeteksi kandungan hara pada tanah.
Program Makmur sendiri merupakan ekosistem pertanian dari hulu ke hilir, mencakup on farm dan off farm. Pupuk Indonesia bertugas mendampingi budidaya. Di Subang, Program Makmur juga bekerja sama dengan Bulog, ID FOOD, Sang Hyang Seri, ASKRINDO, dan stakeholder lainnya sebagai bukti komitmen bersama dalam pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Subang.
Pelaksanaan Program Makmur oleh Pupuk Indonesia telah melampaui target dengan realisasi periode Januari – September 2024 mencapai 368.324 Ha atau 136 persen dari target tahun 2024 seluas 350.000 Ha. Jumlah petani binaan Makmur mencapai 145.928 orang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jekvy Hendra, menyampaikan bahwa tantangan pertanian saat ini adalah degradasi tanah dan penurunan produktivitas.
“Tantangan ini memerlukan solusi dan pendampingan teknologi. Langkah strategis Pupuk Indonesia merupakan upaya konkret dan kontribusi nyata untuk memajukan pertanian Indonesia, ujar Jekvy Hendra.
Ia juga menambahkan, “Pemupukan berimbang dengan memperhatikan kualitas tanah sangat penting, karena di berbagai daerah di Indonesia sering terjadi kelebihan penggunaan pupuk. Di beberapa tempat, penggunaan pupuk mencapai 800 kg/Ha, padahal kebutuhannya hanya 175 kg/Ha. Terima kasih kepada Pupuk Indonesia yang telah menyediakan teknologi untuk pemupukan presisi,” tutupnya