Bali – PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), salah satu special mission vehicle di bawah Kementerian Keuangan, menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur hijau berkelanjutan melalui penerapan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
Direktur Utama PT SMI, Reynaldi Hermansjah, mengungkapkan bahwa fokus utama perusahaan adalah mendukung pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Kami berperan dalam membantu pembangunan infrastruktur yang sangat memperhatikan aspek ESG,” ujar Reynaldi dikutip dari keterangan tertulis kemenkeu di Sanur, Bali, pada Selasa (10/12).
PT SMI telah mendanai berbagai proyek energi terbarukan, termasuk 32 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTM), 5 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan 2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Secara keseluruhan, perusahaan ini telah mendukung 78 proyek terkait iklim dengan komitmen kumulatif hampir Rp28 triliun, dari total nilai proyek Rp145,2 triliun.
“Langkah ini turut membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 6,8 juta ton CO2e dan menghasilkan potensi tambahan energi terbarukan sebesar 1.440 MW, sehingga total energi yang dihasilkan mencapai 7.405.287 MWh,” tambah Reynaldi.
Selain energi terbarukan, PT SMI juga merambah sektor transportasi hijau melalui pembiayaan proyek light rail transit (LRT). Proyek ini diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 72.841 ton CO2e dan menghemat energi sebesar 2.775 TJ.
“Ini adalah bagian dari transformasi transportasi menuju solusi yang lebih ramah lingkungan. Proyek-proyek infrastruktur yang kami dukung bertujuan untuk mengurangi dampak gas rumah kaca secara signifikan,” jelas Reynaldi.
Komitmen PT SMI dalam mendukung pembangunan berkelanjutan menunjukkan upaya nyata untuk mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam proyek infrastruktur nasional. Langkah ini sekaligus memperkuat peran PT SMI dalam mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi hijau yang ramah lingkungan.