Jakarta – Pemerintah terus menggulirkan berbagai program guna menjaga daya beli masyarakat, khususnya dalam menyambut Ramadan, Nyepi, dan Idulfitri tahun ini. Besarnya pasar domestik Indonesia juga menarik perhatian negara lain, termasuk Vietnam. Dalam pertemuan dengan delegasi Vietnam baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Vietnam melihat Indonesia sebagai mitra strategis dengan upaya peningkatan perdagangan yang terus dilakukan.
“Pasar domestik kita sangat besar. Indonesia memiliki ekonomi senilai USD1,3 triliun, dengan 52% di antaranya berasal dari pasar domestik. Oleh karena itu, daya beli masyarakat harus terus dijaga,” ujar Menko Airlangga dalam peluncuran program Belanja di Indonesia Aja (BINA) Lebaran 2025, yang digelar secara hybrid dan serentak di seluruh Indonesia di Lippo Mall Nusantara, Jakarta, Jumat (14/03).
Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa upaya menjaga daya beli masyarakat selama Ramadan, Nyepi, dan Idulfitri 2025 turut diperkuat dengan kebijakan pemberian THR dan gaji ke-13 bagi ASN, TNI, Polri, hakim, pensiunan, serta karyawan swasta, BUMN, dan BUMD. Selain itu, pengemudi dan kurir online juga akan menerima bonus hari raya sesuai kinerja. Untuk mendukung mobilitas masyarakat, pemerintah memberikan diskon tiket pesawat domestik hingga 14% melalui insentif PPN DTP serta potongan tarif tol sebesar 20% di jalur mudik utama. Program lainnya mencakup Pariwisata Mudik Lebaran bersama BUMN serta Operasi Pasar guna menjaga stabilitas harga pangan.

Program BINA dirancang tidak hanya untuk meningkatkan daya beli, tetapi juga untuk mendukung produk lokal dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Program ini akan diterapkan dalam berbagai periode sepanjang 2025, yaitu BINA Lebaran pada Q1 (14-30 Maret 2025), BINA Back to School pada Q2, BINA Merdeka 17 Agustus pada Q3, dan BINA Discount End of Year pada Q4.
“Diskon hingga 70% akan diberikan, dengan harapan dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif berbelanja,” ujar Menko Airlangga.
BINA Lebaran 2025 akan berlangsung selama 17 hari, melibatkan lebih dari 80.000 gerai ritel di 402 pusat perbelanjaan, stasiun, dan bandara, dengan target transaksi sebesar Rp36,3 triliun. Menko Airlangga menegaskan bahwa program ini juga menjadi momentum untuk menjadikan Jakarta dan kota-kota lain sebagai destinasi wisata berbasis event.
“Saya berharap Indonesia memiliki daya tahan ekonomi yang kuat, didukung oleh kemampuan domestik yang besar. Event belanja dalam negeri juga bisa menjadi daya tarik wisata internasional, minimal di tingkat ASEAN,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pusat perbelanjaan di Indonesia, khususnya di Jakarta, telah menunjukkan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Hal ini tidak lepas dari pendapatan per kapita Jakarta yang mencapai USD22.000. Selain itu, ia menekankan bahwa Indonesia menawarkan pengalaman berbelanja dan kuliner yang tidak kalah menarik dibanding negara lain.
“Pusat perbelanjaan harus lebih ramah terhadap brand lokal. Produk lokal tidak boleh hanya ditempatkan di sudut, lantai atas, atau lantai bawah, tetapi harus berada di jalur utama dan distrik strategis. Saat ini, banyak toko menggunakan nama lokal, tetapi produk lokalnya belum mendapat tempat utama,” tutup Menko Airlangga.