Paulus Rosario Hegemur, mahasiswa D-3 Manajemen Informatika Politeknik Negeri Fakfak, Papua Barat, menjadi sorotan setelah berhasil menciptakan teknologi kecerdasan buatan (AI) secara mandiri. Inovasi AI yang diberi nama Polinef ini dirancang untuk menjawab pertanyaan dan membantu proses pemrograman, mirip seperti ChatGPT.
Kepada Beritasatu.com, Paulus mengungkapkan bahwa ketertarikannya terhadap AI muncul dari kekagumannya pada sistem chatbot pintar, salah satunya ChatGPT. Rasa penasaran itu kemudian membawanya mempelajari teknologi AI secara otodidak.
“Saya belajar dari berbagai artikel, jurnal, dan sumber lainnya. Semua saya pelajari sendiri, ditambah dengan bekal ilmu dari sekolah dan kuliah,” ujarnya saat ditemui di kampus Politeknik Negeri Fakfak, Jumat (4/7).
Meski menghadapi keterbatasan perangkat, mahasiswa asal Papua Barat ini tak menyerah. Ia mengaku laptop yang digunakan tidak mendukung secara maksimal, namun tetap berupaya menyelesaikan tiga versi Polinef—mulai dari versi 1.0 hingga 3.0—dalam waktu enam bulan.

“Kendalanya memang ada di perangkat, karena spesifikasinya terbatas. Tapi saya tetap lanjutkan. Polinef bisa digunakan untuk tanya jawab dan pemrograman,” jelas Paulus.
Saat ini, Paulus masih terus menyempurnakan Polinef agar semakin canggih dan bermanfaat, terutama bagi pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan akses terhadap teknologi cerdas.
“Saya masih ingin kembangkan lebih jauh. Harapan saya, Polinef bisa memberi manfaat luas, khususnya untuk siswa dan mahasiswa di Indonesia,” ujarnya penuh semangat.
Salah satu dosen Program Studi Manajemen Informatika, Bata Biru Saputri, mengaku bangga dengan dedikasi Paulus. Menurutnya, Paulus adalah sosok mahasiswa tangguh dan penuh semangat belajar.
“Dia bukan hanya rajin, tapi juga tekun dan kreatif. Di tengah keterbatasannya, ia mampu berpikir inovatif dan menghasilkan sesuatu yang berguna. Kami sangat bangga memiliki mahasiswa seperti Paulus,” katanya.
Teman-teman sekelasnya pun turut mengapresiasi semangat belajar Paulus. Meski dikenal pendiam, ia selalu siap membantu teman yang kesulitan memahami materi. Di luar jam kuliah, ia kerap mengajak diskusi tentang pemrograman dan kecerdasan buatan, menunjukkan dedikasi dan kepeduliannya terhadap kemajuan bersama.