Surabaya – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa penanganan banjir di wilayahnya terus dilakukan secara intensif. Sejak hari pertama banjir melanda, seluruh dinas dan pihak terkait telah diterjunkan untuk membantu penanganan di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.
“Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah kami turunkan untuk menangani banjir di Semarang dan Demak,” ujar Luthfi usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (24/10) malam.
Berbagai langkah tanggap darurat dilakukan, mulai dari pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, hingga pengaturan arus lalu lintas agar tetap lancar di kawasan terdampak.
Luthfi juga menginstruksikan seluruh OPD serta instansi terkait agar terus memantau situasi dan mengambil tindakan cepat di lapangan. Ia menekankan, langkah teknis seperti pembuatan sodetan-sodetan di area banjir harus disiapkan dengan matang, mengingat kondisi cuaca yang masih fluktuatif.
“Kami akan terus memantau bersama seluruh jajaran OPD, pemerintah kota, dan kabupaten. Penanganan ini dilakukan secara sinergis antara provinsi dan daerah,” ujarnya.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sejumlah wilayah di Jawa Tengah, mengakibatkan banjir di beberapa titik, termasuk di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. Akibatnya, arus lalu lintas di jalur Pantura sempat terganggu.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyampaikan bahwa tim gabungan dari BPBD Jateng, BPBD Semarang, BPBD Demak, relawan, TNI, Polri, dan warga telah bergerak cepat sejak awal kejadian.
“Dapur umum sudah kami siapkan dan bantuan logistik juga sudah disalurkan,” jelas Bergas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pusdataru Jateng Henggar Budi Anggoro menuturkan, delapan unit pompa telah dikerahkan hingga Jumat (24/10). Pompa-pompa tersebut mampu menyedot hingga 1.900 liter air per detik dan beroperasi selama 24 jam penuh.
Pompa-pompa itu ditempatkan di sejumlah titik strategis, yakni satu unit di sekitar Kali Tenggang, dua unit di Terboyo, dan tiga unit di Kali Sringin. Dua pompa tambahan akan dipasang di lokasi lain yang dinilai efektif untuk mempercepat pembuangan air genangan, bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Tambahan pompa tersebut dikirim dari Balai PSDA di Tegal dan Kudus.
Selain itu, tim teknis juga turun langsung ke lapangan untuk menelusuri penyebab genangan yang cukup parah.
“Dari hasil pengecekan, genangan bukan disebabkan oleh pembangunan tol, tetapi murni akibat curah hujan ekstrem yang terjadi selama beberapa hari terakhir,” ungkap Henggar.

